Viral! Wisatawan Terkesan Negatif Setelah Dimintai Uang oleh Warga Desa Adat Ratenggaro, Sumba

LIBURAN Mei 2025 Desa Adat Ratenggaro, yang berada di Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), mendapat perhatian besar usai rilis video dari YouTuber John dan Riana, sepasang pengelana asal Indonesia yang menjelajahi negeri ini menggunakan van kemping, menjadi populer pada hari Sabtu, 17 Mei 2025.

Dalam video tersebut, pasangan ini menceritakan pengalaman tidak menyenankan mereka saat berkunjung ke desa adat itu.

"Sumpah, aku nggak bakal ke tempat wisata ini lagi," ujar John dalam video yang mengungkapkan bagaimana mereka dimintai uang oleh warga setempat, seperti dikutip, Selasa.

Video ini memperlihatkan mereka melakukan aktivitas wisata seperti berfoto, naik kuda, dan menerbangkan drone. Namun, masalah muncul saat beberapa anak mengikuti mereka dan meminta uang lebih dari yang disepakati sebelumnya.

John dan Riana mengatakan bahwa tarif penyewaan kuda yang semula ditetapkan senilai Rp 50.000 malah dikenakan dengan biaya tambahan hingga mencapai Rp 75.000.

Begitu pula dengan jasa foto yang seharusnya dihargai Rp 10.000, malah dimintai Rp 25.000. Dalam keterangan video di Instagram, mereka juga mencatat bahwa beberapa orang dewasa meminta uang dengan dalih membeli buku atau untuk rokok.

John mengayakan bahwa insiden tersebut terjadi pada 12 Mei 2025, namun baru dia unggah setelah meninggalkan Sumba. Meskipun demikian, John tetap mengapresiasi keindahan alam Sumba dan keramahan penduduknya.

"NTT tetap baik. Jangan sampai karena satu hal bikin NTT jelek dan akhirnya orang takut ke Sumba," ujarnya.

Ratenggaro, terkenal karena pesonanya dalam hal pemandangan memukau dan tradisi lokal, merupakan tempat tujuan populer bagi para wisatawan. Meskipun John dan Riana telah melihat beberapa tinjauan buruk tentang desa itu sebelumnya, mereka tetap optimis untuk menemukan perkembangan yang lebih baik di sana.

Namun, mereka malah menemui kenyataan berbeda, termasuk hilangnya loket tiket masuk yang semula ada di desa itu.

Meski insiden tersebut membuat mereka kecewa, John menekankan bahwa hal tersebut tidak merubah pandangannya terhadap keindahan Sumba.

"Kami berharap ini menjadi pengalaman terakhir yang merusak citra pariwisata NTT," tutupnya.***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama